Laman Karya
- Sabtu, 26 Juli 2025
- Administrator
- 0 komentar

Tegal Bahari: Dari "Tegalan" Ki Gede Sebayu Menuju Gerbang Maritim Pantura
Sejarah Kota Tegal merupakan sebuah kisah naratif yang bermula dari sebuah permukiman desa pesisir sederhana yang kemudian berkembang menjadi pelabuhan dagang yang ramai di jalur Pantura, berkat visi dan kepemimpinan tokoh-tokoh penting di masa lalu.
Kisah ini dimulai pada abad keenam belas. Pada masa itu, seorang pedagang Portugis bernama Tome Pires mencatat keberadaan sebuah desa bernama Teteguall. Wilayah ini, yang subur dan datar, juga dikenal sebagai "tegalan" (ladang), mengindikasikan potensi pertaniannya yang besar.
Titik balik utama dalam sejarah Tegal terjadi berkat peran seorang bangsawan visioner bernama Ki Gede Sebayu, keturunan Majapahit. Ki Gede Sebayu datang ke daerah Danawarih dan melihat potensi besar di tanah tersebut. Ia bukan hanya seorang pemimpin, tetapi juga seorang insinyur pertanian andal pada masanya. Ia mengajarkan masyarakat lokal cara bercocok tanam yang efektif dan, yang terpenting, membangun jaringan irigasi yang mengubah lahan tegalan menjadi sawah-sawah produktif.
Keberhasilan Ki Gede Sebayu dalam memajukan kesejahteraan masyarakat membuat popularitasnya meningkat pesat. Puncaknya, pada tanggal 12 April 1580, ia secara resmi diangkat menjadi Juru Demang atau pemimpin wilayah tersebut. Tanggal bersejarah inilah yang kini diperingati setiap tahun sebagai Hari Jadi Kota Tegal. Di bawah kepemimpinannya, Tegal bertransformasi menjadi pusat pertanian dan pelabuhan niaga yang penting.

Pasar pagi Tegal jaman dahulu
Memasuki era kolonial Belanda, Tegal semakin memperkuat posisinya sebagai kota pelabuhan strategis. Lokasinya di pantai utara Jawa menjadikannya simpul penting dalam jaringan perdagangan maritim. Karakteristik masyarakat pesisir yang dinamis dan keras mulai terbentuk pada masa ini, dipengaruhi oleh kehidupan maritim dan interaksi perdagangan yang intens.

Kantor Pos Kota Tegal jam dahulu
Pasca-kemerdekaan Indonesia, Tegal terus memainkan peran penting. Meskipun sempat mengalami kerusakan infrastruktur transportasi akibat pendudukan Jepang dan agresi militer, kota ini perlahan bangkit. Pada dekade 1950-an, Tegal mulai dikenal luas dengan julukan "Kota Bahari". Julukan ini diberikan bukan tanpa alasan; aktivitas galangan kapal dan industri maritim di daerah pesisirnya berkembang pesat, menjadikannya salah satu pusat kekuatan maritim di Pulau Jawa.

Hingga saat ini, Tegal tetap menjadi kota yang dinamis, berfungsi sebagai pusat jasa, perdagangan, dan industri di wilayah Pantura Jawa Tengah, terus membawa warisan sejarahnya sebagai kota pelabuhan dan pertanian yang tangguh. Informasi lebih detail mengenai sejarah pemerintahan dapat diakses melalui situs resmi Pemerintah Kota Tegal.